Foto: Proses penjurian KRI 2020 secara daring

BANDUNG – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Kontes Robot Indonesia (KRI) 2020 dilakukan secara daring. Hal ini tak lain disebabkan kondisi pandemi Covid-19 yang melanda secara global, termasuk di Indonesia.

Ketua Pelaksana KRI 2020, Dr. Fadhil Hidayat menuturkan saat ini ITB tengah berusia 100 tahun, dan di usianya tersebut ITB ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggaraan KRI 2020 yang dilakukan secara daring. Kondisi pandemi saat ini, memicu penyelenggaraan KRI 2020 dengan konsep yang berbeda.

“Jika sebelumnya setiap tim yang berkompetisi harus mendatangi kampus perguruan tinggi yang jadi tuan rumah KRI, namun kali ini tidak demikian. Kontes robot kali ini dilaksanakan secara daring, dimana peserta kontes robot mempertontonkan kinerja robotnya di tempat tim masing-masing. Kinerja robot yang dipertontonkan ini pun digelar secara Live Streaming dan ditransmisikan pada perguruan tingig yang jadi tuan rumah melalui ruang kontrol yang ada di ITB,” terang Fadhil saat Pembukaan KRI 2020 di Control Room KRI 2020 Kampus ITB Ganesha (7/10/2020).

Ia menyebutkan, rangkaian acara KRI 2020 dimulai sejak Seleksi Tahap II yang digelar pada 24-27 September 2020. Berlanjut kemudian, pembukaan KRI sekaligus pelaksanaan KRI 2020 Wilayah I Indonesia Bagian Barat pada 5-8 Oktober 2020. Baru setelah dilaksanakan KRI 2020 Wilayah II Inodnesia Bagian Timur pada 9-13 Oktober 2020.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WRAM) ITB, Prof. Dr. Ir. Jaka Sembiring , M. Eng yang turut hadir secara daring mengungkapkan, perkembangan teknologi robotika ini dinilai sudah sangat maju dan hal tersebut terlihat dari berbagai bidang kehidupan.

“Jika dulu perkembangan robot di Indonesia kerap dikaitkan hanya pada perkembangan industri manufaktur saja, lain dengan sekarang. Seiring berkembanganya teknologi material, informasi, telekomunikasi, serta pesatnya perkembangan teknologi computer, membuat robot menjadi semakin mudah untuk direalisasikan dalam berbagai sektor,” ucap Jaka.

Tak hanya itu, hal senada pun disampaikan oleh Plt. Kepala Pusat Prestasi Nasional, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Asep Sukmayadi S.IP, M.Si. Menurutnya tantangan Indonesia ke depan tidak hanya membuat sebuah robot tapi bagaimana menjadikan teknologi robot ini aplikatif dalam dunia usaha maupun industri. Ia menyebutkan, tantangan yang tak kalah berat adalah bagaimana menjadikan talenta-talenta tim robot yang berlaga, bisa terus berkembang agar bisa diakurasi dan dikapitalisasi, sekaligus dikurasi oleh pakar-pakar robot tanah air. Sehingga robot buatan Indonesia pun bisa bersaing di kancah global.

“Kami mengapresiasi semua tim dan panitia yang ikut berkontribusi pada penyelenggaraan KRI 2020 secara daring ini. Di tengah pandemi, kontes ini menjadi bukti bahwa kita mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap kebiasaan baru. Mudah-mudahan dengan kondisi pandemic seperti ini, tetap membuat kita produktif,” tutup Asep.